Perjalanan mencari jodoh memang memerlukan waktu yang cukup lama agar mendapat pasangan yang cocok. Seiring berganti generasi, cara mencari pasangan turut berevolusi. Dari sayembara atau perjodohan pada era pra-milenium, kini cukup melalui gadget yang bisa jadi medium. Saat ini, ada banyak aplikasi kencan online bertebaran. Salah satu yang paling populer adalah Tinder. Dalam laporan keuangannya akhir tahun lalu, Tinder mengklaim memiliki 4,1 juta pelanggan berbayar di seluruh dunia. Bermodalkan gadget yang terkoneksi internet, maka pencarian jodoh bisa dengan mudah dilakukan. Cukup swiper-left (usap kiri) jika kurang tertarik dengan calon yang disodorkan, atau swipe-right (usap kanan) jika dirasa ingin berkenalan. Tapi bagaimana bisa, sebuah aplikasi menyomblangkan penggunanya? Apakah algoritma bekerja secara acak memilihkan beberapa calon bagi penggunanya ataukah ada resep khusus? Menjawab pertanyaan tersebut, CEO Tinder, Sean Rad mengatakan bahwa aplikasi bes